Jurnalistik Online: Pengertian, Sejarah, Karakteristik, Media, Perkembangan

Jurnalistik Online: Pengertian, Sejarah, Karakteristik, Media, dan Perkembangannya.

Jurnalistik Online: Sejarah, Karakteristik, Media, Perkembangan
JURNALISTIK ONLINE merupakan jurnalistik "generasi ketiga" setelah jurnalistik cetak (printed journalism) dan jurnalistik penyiaran (broadcast journalism) radio & televisi.

Jurnalistik Online lahir dan berkembang seiring dengan kehadiran dan perkembangan media baru (new media) --segala jenis teknologi komunikasi digital dan sarana publikasi berbasisis internet (online).

PENGERTIAN JURNALISTIK ONLINE
Jurnalistik Online adalah peliputan, penulisan, dan penyebarluasan berita melalui internet, situs web (website), atau media online.

Jurnalistik Online adalah "format kontemporer jurnalisme" dengan mendistribusikan konten editorial melalui internet, bukan publikasi melalui media cerak atau penyiaran (radio/televisi).
"Digital journalism also known as online journalism is a contemporary form of journalism where editorial content is distributed via the Internetas opposed to publishing via print or broadcast." (en.wikipedia.org/wiki/Digital_journalism).

DAFTAR ISTILAH JURNALISTIK ONLINE
Jurnalistik Online (Online Journalism) bukan satu-satunya istilah yang menggambarkan proses peliputan, penulisan, dan publikasi berita via internet:
  1. Jurnalistik Online (Online Journalism)
  2. Jurnalisme Digital (Digital Journalism)
  3. Jurnalisme Internet (Internet Journalism)
  4. Jurnalisme Situs Web (Website Journalism)
  5. Jurnalistik Multimedia (Multimedia Journalism)
  6. Jurnalisme Siber (Cyber Journalism).
  7. Jurnalisme Daring (Daring Journalism)
SEJARAH JURNALISTIK ONLINE
Sejarah jurnalistik online merupakan bagian dari sejarah dan perkembangan teknologi komputer yang diikuti kemunculan teknologi internet yang dikembangkan tahun 1990-an. 

Tanggal 17 Januari 1998 disebut-sebut sebagai "tonggak sejarah kelahiran jurnalistik online", yaitu ketika Mark Druge, berbekal sebuah laptop dan modem, mempublikasikan kisah perselingkuhan Preside Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky (Monicagate) di websitenya, Druge Report. 

Druge mempublikasikan Monicagate setelah majalah Newsweek menolak untuk memuat kisah skandal hasil investigasi Michael Isikoff itu.

Pada awal 2000 bermunculan situs-situs web pribadi (personal website) yang menampilkan laporan jurnalistik pemiliknya yang kini dikenal dengan website blog, weblog, atau blog saja.

Di Indonesia, tonggak sejarah jurnalistik online adalah di akhir pemerintahan rezim Orde Baru saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. 

Berita pengunduran diri Soeharto tersebar luas melalui mailing list (milist)  yang dikenal di kalangan aktivis pro-demokrasi dan mahasiswa. Setelah itu, beragam media online pun hadir, seperti detik.com, satunet.com, dan lainnya.

KARAKTERISTIK JURNALISTIK ONLINE
  1. Real Time, Running News - berita selalu update dan aktual. Bisa diberitakan saat kejadian berlangsung atau beberapa detik setelah peristiwa.
  2. Global Audiens - pembaca di seluruh dunia selama ada koneksi internet plus perangkat komputer dan gadget.
  3. Timeless. Berita dapat disebar dan diakses kapan saja, di mana saja, 24 jam nonstop.
Karakteristik junalistik online --sekaligus karakteistik media online/media siber-- selengkapnya dikemukakan Mike Ward dalam Journalism Online (Focal Press, 2002 ):
  1. Immediacy - Kesegaran atau kecepatan penyampaian informasi. 
  2. Multiple Pagination - Berupa ratusan page ( halaman ) terkait satu sama lain, juga bisa dibuka tersendir
  3. Multimedia - menyajikan gabungan teks, gambar, audio, video, dan grafis sekaligus
  4. Archieving - Terasipkan, dapat dikelompokkan berdasarkan kategori (rubrik) atau kata kunci (keyword), tags, juga terimpan lama yang dapat diakses kapan pun
  5. Relationship with reader. Interactivity. Kontak atu interaksi dengan pembaca dapat “ langsung “ saat itu juga melalui kolom komentar dan lain-lain.
Karakteristik Jurnalistik Online menurut James C. Foust:
  1. Audience Control - kendali di tangah pembaca.
  2. Nonlienarity - tidak linier, dapat disajikan secara acak.
  3. Storage and Retrieval - tersimpan dan bisa diakses ulang kapan saja.
  4. Unlimited Space - ruang tak terbatas, tanpa batasan ruang dan durasi seperti di media cetak dan penyiaran (radio/tv).
  5. Immediacy - cepat tersebar.
  6. Multimedia Capability - bisa menyajikan teks, video, dan audio sekaligus.
  7. Interactivity - interaksi langsung dengan pembaca.
Karakter jurnalistik online menurut Rey G. Rosales dalam Elemenet of Online Journalism (Universe, 2006):
  1. Headline
  2. Text
  3. Picture
  4. Graphic
  5. Related Link
  6. Audio
  7. Slide Show
  8. Animation
  9. Interactive Feature
  10. Interactive Games
PRINSIP JURNALISTIK ONLINE
Paul Bradshaw dalam “Basic Principal of Online Journalism“ menyebutkan 5 Prinsip Dasar Jurnalistik Online yang disingkat dalam kata BASIC - Brevity, Adaptability, Scannability, Interavctivity, dan Community & Conversations:
  1. Brevity -- ringkas dan to the point.
  2. Adaptability -- wartawan online harus mampu beradaptasi dengan berita multimedia, tidak hanya teks (naskah), tapi juga foto, audio, video, grafis, dll.
  3. Scannabillity --sajian berita harus mudah dipindai atau mudah dibaca di layar monitor.
  4. Interactivity -- ada interaksi antara admin/wartawan/editor dengan pembaca secara langsung.
  5. Community and Conversations --terbentuk komunitas dan forum percakapan antar-pembaca.
MEDIA ONLINE
Media Online yaitu saluran untuk mempublikasikan karya jurnalistik online. Media Online secara umum adalah semua jenis media yang tersaji secara online di internet, mulai email, blog, situs web, hingga media sosial (jejaring sosial).

Yang menjadi saluran media berita adalah Portal Berita (News Portal), yaitu situs khusus yang mempublikasikan informasi aktual hasil peliputan wartawan.

Media Online --diistilahkan sebagai Media Siber (Cyber Media) oleh Dewan Pers-- hakikatnya sama dengan suratkabar atau majalah, namun tersaji secara online.

PERKEMBANGAN
Jurnalistik Online saat ini harus "bersaing" dengan jurnalisme warga (Citizen Journalism) yang aktif memproduksi dan publikasi informasi aktual di blog dan media sosial --Facebook, Twitter, Youtube, Instagram, Path, dll.

Namun, melimpahnya info aktual dimanfaatkan oleh wartawan online dengan mempublikasikan konten media sosial tersebut di situs beritanya --dikenal dengan istilah "jurnalistik media sosial" (social media journalism).

Dengan demikian, jurnalistik online terus berkembang dan memunculkan cabang-cabang baru, terutama Jurnalisme Media Sosial, seperti:
  1. Jurnalisme Twitter --berita disusun berdasarkan cuitan (kicauan) di twitter.
  2. Jurnalisme Facebook --berita yang bersumberkan update status, catatan, atau posting Facebook.
  3. Jurnalisme Youtube --berita yang disusun berdasarkan video yang dipuload di Youtube.
Saat ini wartawan tidak lagi butuh "kendaraan operasional" untuk meliput peristiwa. Cukup buka media sosial dan akan menemukan banyak sumber berita yang bisa disusun dan dikembangkan.

GAYA PENULISAN ONLINE
Perkembangan jurnalistik ke jurnalistik online juga berdampak pada gaya penulisan dan sajian naskah berita.

Untuk media online, dibutuhkan gaya penulisan tersendiri agar sesuai dengan karakteristik media baru dan perilaku pembaca (user behavior). Ada cara atau teknik khusus dalam Menulis untuk Situs Web. (http://www.komunikasipraktis.com).*

DAFTAR PUSTAKA
  1. Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online. Bandung: Nuansa Cendekia, 2012. 
  2. James C. Foust, Online Journalism: Principles And Practices Of News For The Web, Paperback, 2004.
  3. Mark Brigss, Journalism 2.0, Knight Foundation, 2007.

Post a Comment

Previous Post Next Post