10 Prinsip Menulis

10 Prinsip Menulis
Ringkas, sederhana, dan mudah dipahami adalah sebagian karakteristik tulisan yang baik. Ringkas (short) menempati urutan pertama dalam 10  prinsip menulis yang dikemukakan Robert Gunning, seorang konsultan media, dalam bukunya,  The technique of clear writing (McGraw-Hill, 1968).  Kita bisa membaca teks asli "Ten Principles of Clear Writing" ini di laman Writing Clear and Simple.

Ini dia 10 Prinsip Menulis versi Gunning:
  1. Keep sentences short
  2. Prefer the simple to the complex
  3. Use the familiar word
  4. Avoid unnecessary words
  5. Put action in your verbs
  6. Write as you talk
  7. Use picturable terms
  8. Tie in with reader’s experience
  9. Make full use of variety
  10. Write to express, not to impress
Mari kita "terjemahkan bebas" plus "tafsirkan" ke-10 prinsip menulis tersebut dalam konteks Indonesia.

Prinsip Menulis #1 : Gunakan Kalimat Pendek
Untuk menulis kalimat pendek, hindari sekuat mungkin anak kalimat. Namun, sesekali bisa pula gunakan kalimat panjang. Kalimat yang terus-terusan pendek bisa membosankan. Variasikan dengan kalimat panjang, tapi jangan terlalu banyak.

Prinsip Menulis #2 : Gunakan Kalimat Sederhana
Kata dan kalimat sederhana yaitu kata dan kalimat yang umum dipakai dan dipahami. Menggunakan kalimat kompleks tidak dilarang sama sekali, tapi jika ada pilihan, pilihlah yang kalimat sederhana!
Prinsip #1 dan #2 di atas kita kenal dengan istilah KISS = Keep It Simple and Short! Kalimat dan naskah sederhana dan ringkas, lebih disukai dan lebih mudah dipahami pembaca.

Prinsip Menulis #3 : Pilih kata-kata yang sudah dikenal (familiar).
Gunakan kata-kata atau istilah yang biasa digunakan sehari-hari, populis, dan akrab di pikiran pembaca. Hindari penggunaan kata-kata yang "teknis ilmiah" atau kata-kata yang "akademis". Lain halnya jika Anda menulis "academic writing" seperti skripsi atau tesis.

Prinsip Menulis #4 : Hindari kata-kata yang tidak perlu.
Dalam bahasa jurnalistik (bahasa pers/bahasa media), dikenal istilah Kata Mubazir dan Kata Jenuh, yaitu kata-kata yang sebenarnya bisa dihilangkan dalam kalimat alias tidak perlu ada. Menghindari kata-kata yang tidak perlu akan membuat kalimat menjadi ringkas dan efektif.
Contoh kata mubazir dan kata jenuh: "telah", "lalu",  "sementara itu", "dapat ditambahkan", "perlu diketahui", "dalam rangka", “bahwasanya”, “sehubungan dengan hal itu”, "selanjutnya", “adapun”, “yang mana”, “di mana”.

Prinsip Menulis #5 : Beri kekuatan kata kerja (verbs).
Gunakan kalimat aktif. Hindari sekuat mungkin penggunaan kalimat pasif. Kalimat aktif lebih menarik dan dinamis.

Prinsip Menulis #6: Gunakan gaya bertutur, seperti Anda berbicara.
Menulis hakikatnya berbicara juga, yakni melalui simbol tulisan. Hindari bahasa formal yang kaku, terutama dalam lead.

Prinsip Menulis #7: Gunakan istilah yang bisa digambarkan oleh pembaca.
Kita tidak boleh berasumsi semua pembaca tahu. Asumsikan pembaca belum tahu sebelumnya sehingga kita tuliskan sejelas mungkin.

Prinsip Menulis #8 :  Hubungkan dengan pengalaman pembaca.
Libatkan pembaca dalam tulisan.

Prinsip Menulis #9: Gunakan sepenuhnya variasi.
Gaya bahasa, pemilihan kata, dan kalimat jangan monoton.

Prinsip Menulis #10 :  Menulislah untuk menyampaikan informasi, bukan menimbulkan kesan.
Jangan menggunakan kata yang muluk-muluk untuk membuat orang terheran-heran atau kagum kepada Anda. Menulis hakikatnya berkomunikasi. Komunikasi adalah tujuan menulis. Communications is the goal! (www.komunikasipraktis.com).*

Post a Comment

Previous Post Next Post