Menulis Berita Gaya Piramida Terbalik


Menulis Berita Gaya Piramida Terbalik
Menulis Berita Gaya Piramida Terbalik adalah menulis berita dengan mengedepankan fakta-fakta terpenting, paling menarik, dan "langsung ke pokok masalah" (straight to the point).

Menulis berita gaya piramida terbalik (inveted-pryramid) sangat populer di dunia jurnalistik, kalangan wartawan, juga di kalangan calon wartawan dan mahasiswa jurnalistik.

Kalangan Praktisi Humas juga harus "familiar" dengan penulisan berita gaya piramida terbalik ini, guna menulus siaran pers (press release) yang baik dan mengisi website organisasi/instansinya.

Menulis Berita Gaya Piramida Terbalik makin favorit dan penting seiring melesatnya popularitas media sosial, seperti Facebook dan Twitter.

Ketika sebuah berita di-share oleh Facebooker, maka yang muncul di "News Feed" dan "Home" Facebook adalah judul berita dan alinea pertama, paragraf pertama, alias teras berita (news lead).

"Ketika para reporter meliput peristiwa, mereka selalu berpikir tentang cerita apa yang harus mereka tulis," kata Bruce D. Itule dan Douglas A. Andersen dalam News Writing and Reporting for Today's Media (2nd Edition, McGraw-Hill, Inc. USA, 1991, hlm. 128).

"Mereka biasanya menulis teras dulu," lanjutnya. "Ketika mereka menulis cerita (story), mereka harus menyajikan berita secara jelas yang mengalir dari satu alinea ke alinea lainnya."

Kebanyakan berita, terutama yang sifatnya "breaking news" --berita penting yang harus segera dipublikasikan, ditulis dalam gaya piramida terbalik, yaitu unsur 5W+1H terpenting ditempatkan di awal naskah berita (teras).

Tidak Berbasa-Basi

Menulis Berita Gaya Piramida Terbalik bisa juga dipahami sebagai menulis berita tanpa basa-basi. Langsung saja, misalnya, "Pemerintah berencana menaikkan harga BBM tahun depan".

Jika berbasa-basi, beritanya akan seperti ini: "Rakyat Indonesia harus kembali menanggung beban. Mungkin juga aksi demo akan marak tahun depan. Pasalnya, pemerintah berencana... dst."

Berita penuh basa-basi biasanya muncul di media-media internal instansi/perusahaan. Misalnya, "PT ANU kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar. Ini bukti bahwa perusahaan PT ANU senantiasa mendengar aspirasi warga. Pada hari Minggu tanggal 12 September 2013, dipimpin langsung Bapak Direktur Utama, PT ANU meresmikan Gedung Serbaguna di Desa Anu..."

Jika praktisi humas atau reporter media PT ANU menulis berita dalam gaya piramida terbalik, maka naskah beritanya akan seperti ini: "Direktur Utama (Dirut) PT ANU meresmikan Gedung Serbaguna di Desa Anu, Kamis (12/9/2013). Dalam sambutannya, Dirut mengatakan, pembangunan gedung tersebut merupakan bukti perusahaan peduli dan senantiasa mendengar aspirasi warga."

Menulis Berita Gaya Piramida Terbalik menjadi tuntutan di era digital yang kian menguatkan karakter pembaca yang "head reader" (pembaca judul) dan "lead reader" (pembaca teras).

Lagi pula, gaya piramida terbalik akan membantu reporter dalam menulis berita pendek. Tulisan pendek, dalam bahasa apa pun, disukai pembaca! (www.komunikasipraktis.com).*

Post a Comment

Previous Post Next Post