Komunikasi Praktis

Blog tentang komunikasi media jurnalistik, menulis, public speaking, pembawa acara mc, siaran radio, presentasi, humas pr, public relations, blogging, podcast

  • HOME
  • Jurnalistik
  • Media
  • Humas
  • Speaking
  • Blogging
    • Templates
    • Tips SEO
    • AdSense
    • Posting
  • Komunikasi
  • About
  • Kontak
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Iklan
Home Reporter Tips Penulisan Humas (PR Writing) dari Reporter

Tips Penulisan Humas (PR Writing) dari Reporter

Romeltea Komunikasi Praktis Romeltea
October 2, 2014
Romeltea Follow @romel_tea
Romeltea

Baca Juga

Tips Penulisan Humas (PR Writing) dari Reporter
SALAH satu tugas staf hubungan masyarakat (humas) atau praktisi public relation (PR practisioner) adalah menulis. Di dunia kehumasan dikenal sebagai "PR Writing" atau penulisan humas.

Keterampilan menulis (writing skill) merupakan syarat utama praktisi humas. Bahkan, “Writing is the number one skill of PR practitioners,” kata Craig Pearce dalam blognya, craigpearce.info. “It’s more important than being a nice person. Seriously.” Keterampilan menulis lebih penting ketimbang jadi “orang baik. Tidak ada PR tanpa keterampilan menulis,” imbuh Todd Hunt. (Baca: Praktisi Humas Wajib Bisa Menulis).

PR Writing bukan hanya menulis siaran pers (press release/rilis), tapi mencakup surat-menyurat perusahaan (corporate letters), penulisan naskah iklan (copy writing), penulisan brosur, dan sebagainya. Di era digital, petugas PR juga harus mampu berkomunikasi tulisan di media online dan media sosial.

Tips dari Reporter tentang Penulisan Humas (PR Writing)

Berikut ini tips dari reporter tentang penulisan humas sebagaimana dimuat The PR News Blog. Mengapa tips reporter penting bagi humas karena reporter "menyuarakan" perspektif media.

Praktisi humas pun harus tahu dan "meniru" cara berpikir reporter sebagaimana ungkapan "think like a journalist" agar bisa menulis sebaik reporter media.

  • Pertama dan terutama, sampaikan cerita (tell a story) atau informasi, tapi ingat informasi Anda tidak otomatis menarik bagi media dan para pemangku kepentingan (stakeholders). Anda harus mengantisipasi apa yang  signifikan dalam perspektif publik. Tapi mari kita kembali kepada konsep penyampaian informasi. Informasi yang Anda tulis akan menarik perhatian jika mengandung progres, perubahan, kejutan, atau prestasi. Intinya, dalam informasi harus ada hal menarik yang bisa ditawarkan kepada pembaca.
  • Jangan membesar-besarkan berita kecil (don’t force big news out of small news).  Ini akan membuat lembaga, perusahaan, atau instansi Anda kehilangan kredibilitas. Acara yang dihadiri puluhan orang, misalnya, dimanipulasi dengan menyebutkan "dihadiri ribuan orang".
  • Jangan menulis lead (teras) dengan unsur "what" (apa), awali dengan unsur "why" (kenapa). Sulit bagi reporter untuk peduli bahwa CEO Anda harus saja menyampaikan pidato di sebuah konferensi, atau perusahaan Anda baru meraih penghargaan, atau laba perusahaan Anda meningkat sekian persen. Mudah bagi reporter untuk peduli bahwa presentas CEO Anda benar-benar penting karena menjadi berita atau menggemparkan.
  • Saat menggunakan kutipan, hindari "happy talk", yaitu kata-kata "berbunga" yang berisi pujian bagi direktur atau perusahaan Anda (narsis). Misalnya, "sebagai bentuk kepedulian perusahaan" atau "direktur yang murah senyum ini..." Langsung to the point saja kepada pokok masalah tanpa menggunakan kata-taka berona (colorful words).
  • Hindari juga kata-kata usang dan hiperbolik (melebih-lebihkan).
  • Jangan lupakan lead (teras), yaitu alinea pertama. Biasanya, Anda bisa menyampaikan inti cerita (informasi pokok) di setengah jumlah kata-kata yang Anda gunakan. Di sinilah praktisi humas memiliki keterampilan menyunting naskah (self editing) dan memahami gaya piramida terbalik (inverted pyramid) dalam penulisan naskah berita.
  • Jangan gunakan tanda seru. Jangan gunakan kata-kata cetak tebal (bold). Jangan gunakan semua huruf kapital (all-caps).
Penulisan humas (PR Writing) memang membutuhkan sentuhan ilmu jurnalistik. Praktisi humas bukanlah "tukang foto kopi" dan bukan pula "tukang kliping", tapi "produser informasi" sebagaimana halnya reporter atau media. Good Luck! (www.komunikasipraktis.com).*

Thanks for reading Tips Penulisan Humas (PR Writing) dari Reporter | Tags: Komunikasi Humas Penulisan Humas PR Writing Reporter

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Your Comments

0 komentar on Tips Penulisan Humas (PR Writing) dari Reporter

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Recent Posts

Popular Posts

  • Contoh Naskah Pembukaan oleh Pembawa Acara (MC)
  • Cara Menjadi Pembawa Acara (MC) yang Baik
  • Karya Tulis Ilmiah: Pengertian, Karakteristik, dan Jenis-Jenis
  • Contoh Naskah MC (Pemandu Acara) untuk Acara Agustusan
  • Teknik Debat dan Cara Berdebat yang Baik
  • Daftar Kata Baku – Tidak Baku Bahasa Indonesia
  • Pengertian Literasi Secara Bahasa dan Istilah
  • Jurnalisme Kuning Jadi Trend Situs Berita
  • Arti dan Asal-Usul Teks Lorem Ipsum Dolor Sit Amet
  • WhatsApp Makin Menggerus Budaya Menulis

Join us on Facebook

Komunikasi Praktis

Info Bola & MotoGP

Recommended Yeuh!

Hosting Unlimited Indonesia

Categories

Bahasa Bahasa Jurnalistik Bisnis Online Blogging Desain Blog Google Adsense Humas Internet Jurnalistik Jurnalistik Online Komunikasi Media Media Online Pers Presentasi Public Speaking Radio Teknik MC Template Blog Tips SEO

About

Komunikasi Praktis adalah blog tentang keterampilan komunikasi: jurnalistik, media massa, kepenulisan, public speaking, mc, siaran radio, presentasi, humas, public relations, blogging, podcasting, dll.

Web Partners

  • Romeltea Online
  • Romeltea Media
  • Contoh Blog
  • Bandung Aktual
  • Risalah Islam

Newsletter

Berlangganan artikel terbaru dari blog ini langsung via email.

Copyright © Komunikasi Praktis. All rights reserved