LITERATUR sejarah dan perkembangan jurnalistik umumnya merujuk pada masa Romawi Kuno pada abad 59 SM. Saat itu muncul sebuah media yang disebut sebagai "embrio suratkabar" bernama “Acta Diurna” dan “Acta Senatus”.
Dari kata “Diurna” ini kemudian dikenal menjadi istilah jurnalis.
Acta Diurna yang dalam bahasa Inggris disebut Daily Public Records (catatan harian publik) adalah catatan resmi kerajaan Romawi (Roman official notices).
Dalam sejarah modern, surat kabar sebagai media publikasi karya jurnalistik, pada awalnya merupakan penggabungan dari Newsletter, pamflet, balada, pengumuman dan traktat politik yang memberitakan dan menjelaskan berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat.
Awal suratkabar modern di Amerika Serikat terbit di Boston pada 1690 dengan nama “Publick Occurences Both Foregn and Domestick”.
SEJARAH PERKEMBANGAN JURNALISTIK
Menurut Weaver and Gray (1980), sejarah pertumbuhan jurnalistik terbagi atas 4 periode:
1. Masa Jurnalistik sebagai Seni (1700-1870)
Pada masa ini kegiatan jurnalistik yang dilakukan Iebih diwarnai oleh kegiatan magang yang dilakukan oleh para peminat bidang itu.
Untuk menyempurnakan keahlian menulis di suratkabar, maka mereka menempuh pendidikan di “Liberal Arts” di beberapa universitas swasta. Dengan demikian jurnalistik pada masa itu dikenal sebagai studi tentang suratkabar.
2. Masa Jurnalistik sebagai Ilmu Sosial (1870-1930)
Pada masa ini jurnalistik mulai diajarkan secara formal di universitas-universitas, walaupun belum menjadi suatu disiplin ilmu secara khusus. Robert Lee yang menjadi penintis pendidikan jurnalistik di Washington College.
Oleh Pulitzer, maka profesi jurnalis dan kegiatan jurnalistik berkembang pesat di Amerika Serikat. Jika pada awalnya jurnalistik menjadi bagian dari Departemen Bahasa, maka pada akhir periode ini sudah berkembang sebagai disiplin tersendiri.
3. Masa Jurnalistik menjadi Komunikasi Massa (1930-1950)
Masa ini diawali dengan begitu besarnya efek propaganda Jerman yang menarik perhatian dunia, yang menggunakan media massa (suratkabar, radio, film, selebaran) untuk propaganda perang dan menjatuhkan mental lawan.
Banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui tentang pengaruh media yang dilakukan oleh para pakar, baik dibidang psikologi, sosiologi, komunikasi massa dan lain-lain. Istilah jurnalistik "tersisih" oleh istilah "komunikasi massa".
4. Masa Komunikasi Massa menjadi Ilmu Komunikasi (1950-sekarang)
Diawali oleh Wilbur Schramm yang memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan ilmu komunikasi. Schramm pula yang banyak melakukan penelitian tentang komunikasi lisan, komunikasi pembangunan dan lain-lain serta mempertemukan jurnalistik dengan komunikasi lisan.
Menurut Ruben (1992) sejarah perkembangan ilmu komunikasi dan alur jurnalistik terbagi atas beberapa permode, seperti yang diuraikan berikut ini:
Periode 1900-1940an
Secara formal studi jurnalistik tidak berkembang pesat sampai tahun 1900an. Universitas Wisconsin pada tahun 1905 mengadakan kursus jurnalistik yang pertama kali dalam sejarah.
Sesudah itu, bukubuku dan topik-topik jurnalistik mulai diterbitkan dan dipublikasikan. Kondisi pada tahun 1940an memberi dorongan terhadap pandanganpandangan yang luas tentang konsep-konsep jurnalistik
Perkembangan studi komunikasi pada periode itu tidak terbatas pada komunikasi lisan dan jurnalistik karena banyak kontribusi dan ahli filsafat, ahli antroplogi, sosiologi dan psikolog yang memfokuskan pada komunikasi dan peranannya dalam kehidupan manusia maupun peranannya pada individu dalam proses sosial. Demikian juga para ahli bahasa memberi kontribusi pada kemajuan studi komunikasi.
Periode 1940an-1950an
Periode ini disebut perkembangan interdisipliner. Para ahli dari berbagai ilmu sosial mulai mengembangkan teori komunikasi dan lingkup bidang komunikasi berkembang secara substansial.
Para ahli psikologi memfokuskan para persuasi, terbentuknya dan berubahnya sikap dan pengaruhnya pada perilaku. Ahli sosiologi dan politik mempelajari media massa dalam berbagai aktifitas sosial dan politik.
Para ahli antropologi memfokuskan pada riset-riset tentang “gesture’’ studi retorika dan komunikasi berkembang termasuk dalam interpretasi oral, psikologi dan patologi pidato. Perkembangan jurnalistik dan studi media massa pertumbuhannya semakin dramatis terutama karena popularitas televisi dan dampak media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi), efek media dan komunikasi massa.
Periode 1960an dikenal sebagai tahap integrasi Pada periode ini para ahil mensintesakan perkiraan dari retorika, komunikasi lisan, jurnalistik dan media massa serta berbagai disiplin ilmu sosial lainnya, baik itu ahli sosiologi, ahli politik dan ahli administrasi.
Periode 1970an disebut periode perkembangan dan spesialisasi Pada periode ini komunikasi interpersonal menjadi suatu bidang yang semakin popular, demikian juga dengan komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi interpersonal dan komunikasi lintas budaya mulai menjadi bidang studi yang spesifik.
Di samping itu, retorika, public speaking, debat, public relations terus berkembang. Hal yang sama juga terjadi pada komunikasi lisan dan komunikasi massa. Ekspansi dan diversiflkasi dari studi komunikasi direfleksikan didalam kurikulum universitas dan College.
Periode tahun 1980-1990an disebut abad informasi Periode ini dikenal dengan semakin besarnya peranan komunikasi, informasi dan media dalam kehidupan personal maupun profesional. Komunikasi dan informasi merupakan esensi dibidang telekomunikasi, publishing, industry komputer, perbankan, asuransi, novel dan riset.
Abad ini juga menitikberatkan pada meningkatnya peran-peran media-media baru. Berarti juga pesan dirancang dan disusun serta dikirimkan dengan lebih mudah dan cepat dari sebelumnya. (http://www.komunikasipraktis.com).*
Dari kata “Diurna” ini kemudian dikenal menjadi istilah jurnalis.
Acta Diurna yang dalam bahasa Inggris disebut Daily Public Records (catatan harian publik) adalah catatan resmi kerajaan Romawi (Roman official notices).
Dalam sejarah modern, surat kabar sebagai media publikasi karya jurnalistik, pada awalnya merupakan penggabungan dari Newsletter, pamflet, balada, pengumuman dan traktat politik yang memberitakan dan menjelaskan berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat.
Awal suratkabar modern di Amerika Serikat terbit di Boston pada 1690 dengan nama “Publick Occurences Both Foregn and Domestick”.
SEJARAH PERKEMBANGAN JURNALISTIK
Menurut Weaver and Gray (1980), sejarah pertumbuhan jurnalistik terbagi atas 4 periode:
1. Masa Jurnalistik sebagai Seni (1700-1870)
Pada masa ini kegiatan jurnalistik yang dilakukan Iebih diwarnai oleh kegiatan magang yang dilakukan oleh para peminat bidang itu.
Untuk menyempurnakan keahlian menulis di suratkabar, maka mereka menempuh pendidikan di “Liberal Arts” di beberapa universitas swasta. Dengan demikian jurnalistik pada masa itu dikenal sebagai studi tentang suratkabar.
2. Masa Jurnalistik sebagai Ilmu Sosial (1870-1930)
Pada masa ini jurnalistik mulai diajarkan secara formal di universitas-universitas, walaupun belum menjadi suatu disiplin ilmu secara khusus. Robert Lee yang menjadi penintis pendidikan jurnalistik di Washington College.
Oleh Pulitzer, maka profesi jurnalis dan kegiatan jurnalistik berkembang pesat di Amerika Serikat. Jika pada awalnya jurnalistik menjadi bagian dari Departemen Bahasa, maka pada akhir periode ini sudah berkembang sebagai disiplin tersendiri.
3. Masa Jurnalistik menjadi Komunikasi Massa (1930-1950)
Masa ini diawali dengan begitu besarnya efek propaganda Jerman yang menarik perhatian dunia, yang menggunakan media massa (suratkabar, radio, film, selebaran) untuk propaganda perang dan menjatuhkan mental lawan.
Banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui tentang pengaruh media yang dilakukan oleh para pakar, baik dibidang psikologi, sosiologi, komunikasi massa dan lain-lain. Istilah jurnalistik "tersisih" oleh istilah "komunikasi massa".
4. Masa Komunikasi Massa menjadi Ilmu Komunikasi (1950-sekarang)
Diawali oleh Wilbur Schramm yang memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan ilmu komunikasi. Schramm pula yang banyak melakukan penelitian tentang komunikasi lisan, komunikasi pembangunan dan lain-lain serta mempertemukan jurnalistik dengan komunikasi lisan.
Menurut Ruben (1992) sejarah perkembangan ilmu komunikasi dan alur jurnalistik terbagi atas beberapa permode, seperti yang diuraikan berikut ini:
Periode 1900-1940an
Secara formal studi jurnalistik tidak berkembang pesat sampai tahun 1900an. Universitas Wisconsin pada tahun 1905 mengadakan kursus jurnalistik yang pertama kali dalam sejarah.
Sesudah itu, bukubuku dan topik-topik jurnalistik mulai diterbitkan dan dipublikasikan. Kondisi pada tahun 1940an memberi dorongan terhadap pandanganpandangan yang luas tentang konsep-konsep jurnalistik
Perkembangan studi komunikasi pada periode itu tidak terbatas pada komunikasi lisan dan jurnalistik karena banyak kontribusi dan ahli filsafat, ahli antroplogi, sosiologi dan psikolog yang memfokuskan pada komunikasi dan peranannya dalam kehidupan manusia maupun peranannya pada individu dalam proses sosial. Demikian juga para ahli bahasa memberi kontribusi pada kemajuan studi komunikasi.
Periode 1940an-1950an
Periode ini disebut perkembangan interdisipliner. Para ahli dari berbagai ilmu sosial mulai mengembangkan teori komunikasi dan lingkup bidang komunikasi berkembang secara substansial.
Para ahli psikologi memfokuskan para persuasi, terbentuknya dan berubahnya sikap dan pengaruhnya pada perilaku. Ahli sosiologi dan politik mempelajari media massa dalam berbagai aktifitas sosial dan politik.
Para ahli antropologi memfokuskan pada riset-riset tentang “gesture’’ studi retorika dan komunikasi berkembang termasuk dalam interpretasi oral, psikologi dan patologi pidato. Perkembangan jurnalistik dan studi media massa pertumbuhannya semakin dramatis terutama karena popularitas televisi dan dampak media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi), efek media dan komunikasi massa.
Pada akhir tahun 1950an, sejumlah buku dan artikel-artikel komunikasi diterbitkan. Perkembangan ini merupakan tahap-tahap yang mempercepat perkembangan komunikasi massa.
Periode 1960an dikenal sebagai tahap integrasi Pada periode ini para ahil mensintesakan perkiraan dari retorika, komunikasi lisan, jurnalistik dan media massa serta berbagai disiplin ilmu sosial lainnya, baik itu ahli sosiologi, ahli politik dan ahli administrasi.
Periode 1970an disebut periode perkembangan dan spesialisasi Pada periode ini komunikasi interpersonal menjadi suatu bidang yang semakin popular, demikian juga dengan komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi interpersonal dan komunikasi lintas budaya mulai menjadi bidang studi yang spesifik.
Di samping itu, retorika, public speaking, debat, public relations terus berkembang. Hal yang sama juga terjadi pada komunikasi lisan dan komunikasi massa. Ekspansi dan diversiflkasi dari studi komunikasi direfleksikan didalam kurikulum universitas dan College.
Sejumlah departemen komunikasi dibentuk selama tahun 1970an dan program-program komunikasi lisan berubah nama menjadi komunikasi. Demikian juga departemen jurnalistik dirubah menjadi komunikasi massa atau departemen komunikasi.
Periode tahun 1980-1990an disebut abad informasi Periode ini dikenal dengan semakin besarnya peranan komunikasi, informasi dan media dalam kehidupan personal maupun profesional. Komunikasi dan informasi merupakan esensi dibidang telekomunikasi, publishing, industry komputer, perbankan, asuransi, novel dan riset.
Abad ini juga menitikberatkan pada meningkatnya peran-peran media-media baru. Berarti juga pesan dirancang dan disusun serta dikirimkan dengan lebih mudah dan cepat dari sebelumnya. (http://www.komunikasipraktis.com).*