Media Sosial & News Aggregator Gantikan Peran Editor Media Online

Media Sosial & News Aggregator Gantikan Peran Editor Media Online
DALAM "teori lama" jurnalistik/media, editor adalah gatekeeper, yaitu orang yang menyeleksi berita mana yang akan dimuat/dipublikasikan dan mana yang tidak.

Editor menjadi penentu layak-tidaknya berita hasil karya wartawan (reporter) untuk dimuat atau dipublikasikan di sebuah media.

Editor pula yang mengedit sebuah berita atau naskah dari sisi redaksional (tata bahasa) dan substansial (konten).

Kini peran editor tersebut masih berlaku di media massa, termasuk media online. Namun, karena mayoritas pengguna internet menggunakan perangkat mobile dan mengakses berita via media sosial dan aplikasi, maka peran editor terkikis oleh pengguna media sosial dan news aggregator atau aplikasi yang menghimpun berita dari berbagai media.

Kini banyak (mayoritas?) pengguna internet mencari, membuka, atau membaca berita dari tautan (link) yang ada di media sosial, khususnya Facebook dan Twitter.

Media sosial bahkan sudah mulai menggantikan posisi media massa dan/atau situs-situs berita sebagai andalan untuk mendapatkan berita atau sumber informasi utama publik Amerika dan Indonesia.

Selain medsos, pengguna internet juga menginstal aplikasi news agregator seperti BaBe (Baca Berita) atau Baca di Smartphonenya untuk mengakses berita aktual.

Berbagai survei atau studi menyebutkan, saat ini smartphone atau perangkat mobile menjadi media andalan dalam mencari informasi. Karenanya, news aggregator tumbuh pesat belakangan ini.

News aggregator atap news app --sepertu BaBe dan Baca-- rmenyederhanakan pencarian berita dan informasi. Pembaca sudah disuguhi konten berita dan informasi yang diminati karena sudah memberikan notifikasi pada layar smartphone pengguna.

Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) alasan utama 132,7 juta pengguna internet di Indonesia mengakses internet adalah update informasi, yaitu sebesar 31,3 juta (25,3%). Kebanyakan pengguna mengakses internet menggunakan smartphone, yaitu sebesar 63,1juta (47,6%).

Aplikas BaBe dan sejenisnya, juga mesin pencari seperti Google bukan produsen konten atau tidak membuat berita, melainkan sebagai "distributor" sekaligus gatekeeper berita yang mudah diakses oleh pengguna.

Pengguna media sosial kini bisa menjadi produsen konten, publisher, juga gatekeeper dengan cara memilih berita yang di-share di status updatenya.

Hasil kerja editor media online bahkan belakangan juga diedit kembali dan di-repost oleh para blogger blog berita dengan sajian judul yang "lebih bombastis" dan sensasional. Mereka, para blogger blog berita, pun menjadi news aggregator dan gatekeeper yang memilihkan berita untuk pembaca blognya. Wasalam. (http://www.komunikasipraktis.com).*

Post a Comment

Previous Post Next Post