Media Tampilkan Realitas Semu (Pseudo Reality)

Media Tampilkan Realitas Semu (Pseudo Reality)
JANGAN mudah percaya kepada pemberitaan media karena media menampilkan realitas semu (pseudo reality).

Berita adalah rekonstruksi peristiwa. Tidak jarang dalam rekonstruski itu wartawan atau editor melakukan Framing untuk menjalankan agenda setting.

"Duel satu lawan satu" bisa menjadi "pengeroyokan" dalam pemberitaan media. Penolakan seorang warga bisa dipahami sebagai penolakan semua warga dalam berita media.

Orang menggantungkan diri pada pemberitaan media massa untuk mengetahui atau mengenali sesuatu, akan menyantap fakta tidak utuh, bahkan fakta yang sudah dimanipulasi.

Dalam teori komunikasi massa atau komunikasi media, yang tersaji dalam berita media massa bukan kenyataan hakiki (pure reality), melainkan “realitas media”, “relaitas kedua” (second reality), atau “realitas semu” (pseudo reality) yang sering menjadi kebenaran semu.

Realitas yang digambarkan media merupakan kenyataan yang tidak ditampilkan secara utuh dan dilukiskan berdasarkan kriteria tertentu berdasarkan framing atau agenda setting. 

Baca: Framing - Cara Media Memanipulasi Informasi

Manipulasi fakta merupakan pekerjaan wartawan/media yang menjadi corong kekuatan politik atau kelompok tertentu.

Media-media partisan --seperti Metrotvnews, Merdeka, Detik, Kompas, Tribunnews-- tidak akan menampilan sebuah realitas secacara utuh, bahkan tidak menampilkannya sama sekali (tidak memberitakan), jika realitas atau peristiwa itu merugikan rezim yang dibelanya, mencemarkan nama baik kelompoknya, atau menguntungkan kubu lawan.

Metrotvnews, Merdeka, Detik, Kompas, Tribunnews tidak akan menampilkan sisi baik atau sisi ramah FPI. Sebaliknya, mereka akan gencar menampilkan sisi buruk atau wajah marah FPI.*

1 Comments

Previous Post Next Post