Komunikasi Praktis
  • HOME
  • Jurnalistik
  • Media
  • Humas
  • Speaking
  • Blogging
    • Templates
    • Tips SEO
    • AdSense
    • Posting
  • Komunikasi
  • About
  • Kontak
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Iklan
Home Komunikasi Media Jadi Wartawan itu Berat, Wartawati Itu Seksi

Jadi Wartawan itu Berat, Wartawati Itu Seksi

CB Blogger Komunikasi Praktis CB Blogger
January 3, 2019
CB Blogger Follow @romel_tea
CB Blogger

Baca Juga

Jadi Wartawan itu Berat, Wartawati Itu Seksi
"Jadi wartawan itu berat, biar kami saja.' Demikian pesan akhir dalam expose promo tvOne di akhir tahun 2018.

Digambarkan, wartawan bekerja tidak mengenal waktu. Bisa dikatakan, jam kerja wartawan itu 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.

Wartawan harus berwawasan luas, tahu banyak hal, namun uniknya, tugas wartawan adalah bertanya, yakni wawancara untuk menggali informasi dan menyebarkannya kepada publik.

Pengetahuan luas jadi modal utama wartawan untuk reportase, khususnya bertanya dalam wawancara. Bertanya itu pun "setengahnya ilmu".

Apa Beratnya Jadi Wartawan?

"Jangan Jadi Wartawan, Kamu Tidak Akan Kuat!" kata Herawati Diah, istri B.M. Diah yang mendirikan The Observer Indonesian (koran pertama Indonesia yang berbahasa Inggris) tahun 1955.

Wartawan harus kuat fisik dan mental. Risiko menjadi wartawan itu mulai dari kena marah pejabat dan publik hingga penjara dan kematian.

Mochtar Lubis harus 9 tahun merasakan penjara di Orde Lama karena Harian Rakyat Indonesia dianggap terlalu kritis. Arswendo Atmowiloto juga dipenjara oleh Orde Baru ketika memimpin Tabloid Monitor yang diberedel bersama Tempo, Tabloid Detik, dan Editor.

IDN Times merilis delapan risiko wartawan sebagai berikut:
  1. Wartawan kental dengan risiko kematian, misalnya saat liputan perang atau bencana, termasuk dibunuh karena berita yang ditulisnya.
  2. Wartawan itu bekerja dalam industri yang bersifat menuntut. Bukan seperti pegawai kantoran dengan jam kerja yang pasti, wartawan dituntut selalu siap dan siaga. 
  3. Jarang menemukan yang namanya akhir pekan (libur). Orang lain libur,wartawan malah kian sibuk meliput liburan.
  4. Wartawan harus siap punya banyak musuh akibat berita yang memicu pro-kontra dari berbagai macam pihak.
  5. Akrab dengan stres akibat deadline. Makanya, salah satu syarat wartawan adalah mampu bekerja dalam tekanan.
  6. Jadwal acara tak tentu. Wartawan dituntut selalu siap siaga. 
  7. Wartawan harus flexibel, mudah berpindah-pindah jika ada kejadian

Secara "de jure", wartawan memiliki peran sebagaimana peran pers dalam UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
  1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui semua berita yang ada
  2. Menegakkan nilai dasar demokrasi, menghormati kebinekaan, mendorong terwujudnya HAM dap supremasi hukum
  3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat , akurat dan benar
  4. Dilakukan pengawasan, kritik dan saran serta koreksi hal yang berkaitan dengan kepentingan umum
  5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Wartawan, media, atau pers berfungsi sebagai:
  1. Penyebar informasi (to inform)
  2. Pendidik (to  educate)
  3. Menghibur (to entertain)
  4. Pengawasan Sosial (Social Control).

Fungsi Pers menurut UU Pers adalah sebagai berikut:
  1. Pers sebagai Media Informasi
  2. Pers sebagai Media Pendidikan
  3. Pers sebagai Media Hiburan
  4. Pers sebagai Media Kontrol Sosial
  5. Pers sebagai Lembaga Ekonomi

Survei: Wartawati Seksi

Wartawati Seksi
Wanita yang berprofesi sebagai wartawan alias wartawati (wartawan wanita) atau reporter perempuan itu seksi dan menggoba.

Demikian hasil survei Drawing Down the Moon.

Berpacu dengan waktu berburu nara sumber untuk mendapatkan sebuah karya jurnalistik yang berkualitas baik dan terpercaya, bukanlah pekerjaan yang mudah. Aktivitas wartawan wanita yang penuh tantangan itu dianggap seksi dan penuh daya tarik oleh pria.

Diberitakan kompas.com, survei mengenai profesi wanita yang terlihat menggoda di mata pria di Inggris menunjukkan wartawati itu seksi dan menggoda.

Satu pertanyaan pada seluruh responden, "Apa pekerjaan wanita yang dianggap seksi dan menarik perhatian pria?".

Ternyata, profesi wartawan berada di tingkat tertinggi, dibandingkan profesi lainnya.

Para responden pria, umumnya beralasan bahwa wanita yang berprofesi sebagai wartawan pastinya cerdas, kuat, berdaya analisis tajam, dan memiliki motivasi tinggi.

Survei yang dilakukan terhadap wanita, profesi wartawan bahkan tidak masuk dalam daftar 10 teratas. (www.komunikasipaktis.com).*

Thanks for reading Jadi Wartawan itu Berat, Wartawati Itu Seksi | Tags: Komunikasi Jurnalistik Komunikasi Media

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Your Comments

0 komentar on Jadi Wartawan itu Berat, Wartawati Itu Seksi

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Recent Posts

Popular Posts

  • Contoh Naskah Pembukaan oleh Pembawa Acara (MC)
  • Cara Menjadi Pembawa Acara (MC) yang Baik
  • Karya Tulis Ilmiah: Pengertian, Karakteristik, dan Jenis-Jenis
  • Contoh Naskah MC (Pemandu Acara) untuk Acara Agustusan
  • Teknik Debat dan Cara Berdebat yang Baik
  • Daftar Kata Baku – Tidak Baku Bahasa Indonesia
  • Pengertian Literasi Secara Bahasa dan Istilah
  • Jurnalisme Kuning Jadi Trend Situs Berita
  • Contoh Script Opening Siaran Radio
  • Arti dan Asal-Usul Teks Lorem Ipsum Dolor Sit Amet

Info Bola & MotoGP

Domain & Hosting

Hosting Unlimited Indonesia

Categories

Bahasa Blogging Feature Fotografi Google Adsense Humas Internet Jurnalistik Kode Etik Komunikasi Media Media Massa Menulis Pers Podcast Presentasi Press Release Public Speaking Radio Teknik MC Teknik Presentasi Tenik MC Tips SEO Wartawan Website

About

Komunikasi Praktis adalah blog tentang keterampilan komunikasi: jurnalistik, media massa, kepenulisan, public speaking, mc, siaran radio, presentasi, humas, public relations, blogging, podcasting, dll.

Web Partners

  • Romeltea Online
  • Romeltea Media
  • Contoh Blog
  • Katalisnet
  • Median Sport

Newsletter

Berlangganan artikel terbaru dari blog ini langsung via email.

Copyright © Komunikasi Praktis. All rights reserved