Pengertian Buzzer, Profesi Baru Era Media Sosial

Buzzer adalah salah satu pekerjaan atau profesi baru yang muncul di era internet, selain content wirter, web designer, admin media sosial (social media specialist), dll.

Pengertian Buzzer, Profesi Baru Era Media Sosial

Buzzer bahkan sudah dijadikan profesi yang diminati oleh para pengguna media sosial karena dianggap menjanjikan. Hanya bermodalkan kemahiran berkicau di Twitter, buzzer bisa mendapatkan uang jutaan rupiah.

Dilansir Liputan6, salah seorang buzzer mengaku sudah menjalani pekerjaan itu sejak 2011. Ia bahkan pernah mendapatkan bayaran Rp 2 juta untuk satu paket nge-tweet dari salah satu operator telekomunikasi di Indonesia yang akan meluncurkan produk.

Harga tersebut adalah untuk beberapa kali tweet. Biasanya tweet dilakukan beberapa hari sebelum acara, pada saat hari peluncuran dan setelah acara. Isi postingan yang harus di-tweet juga sudah diarahkan isinya, termasuk harus mention akun siapa dan menggunakan hashtagapa.

Menjadi seorang buzzer sangat mudah. Syaratnya, hanya punya banyak follower. Bayaran per tweet biasanya dinilai dari jumlah follower.

Follower di bawah 5.000, tarif satu tweet sekitarRp 200-250 ribu. Apalagi kalau buzzer tersebut punya blog, biasanya dipaketkan dengan postingan blog dengan beberapa jumlah tweet.

Seorang buzzer mengaku bisa mendapat penghasilan Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta untuk sekali menjadi buzzer. 

Selain dilihat dari jumlah follower, besar kecilnya bayaran buzzer juga dinilai dari seberapa besar ia dapat memberikan pengaruh ke publik.

Pengertian Buzzer

Buzzer berasal dari Bahasa Inggris artinya lonceng, bel, atau alarm. 

Secara harfiah, buzzer --disebut juga beeper-- artinya adalah alat yang dimanfaatkan dalam memberikan pengumuman atau mengumumkan sesuatu untuk mengumpulkan orang-orang pada suatu tempat.

Dalam konteks media sosial, buzzer artinya orang yang mendengungkan, menggemakan, mempromosikan, atau mengkampanyekan sesuatu, isu atau produk melalui update status di akun media sosialnya, khususnya Twitter.

Tekno Kompas mendefinisikan, buzzer adalah pengguna Twitter dengan pengikut berjumlah 2.000 atau lebih yang dibayar untuk mempromosikan produk tertentu lewat rangkaian tweet.

Buzzer Politik

Menjelang Pemilu 2019, buzzer panen order. Situs DW melaporkan, ratusan akun palsu dalam media sosial dimanfaatkan para buzzer untuk mendukung dan mengejek kandidat calon presiden. 

Pendapatan mereka bisa mencapai hingga 50 juta Rupiah per bulan. Kebanyakan buzzer memegang akun dengan nama palsu.

Salah satunya seorang pria paruh baya. Ia menggunakan akun palsu "Janda" dengan cuitan ruin tips gaya hidup dan mengesankan sebagai seorang ibu muda. Pengikutnya 2000.

Ia menawarkan layanan media sosial politik untuk mendukung salah satu calon.

Dalam wawancara dengan Reuters, lebih dari selusin anggota tim buzzer, konsultan media sosial, dan pakar siber menjelaskan berbagai bentuk operasi media sosial yang, menurut mereka, menyebar propaganda.

Tiga tim buzzer yang langsung terlibat dalam kampanye saat ini menggambarkan, mereka mengoperasikan ratusan akun media sosial yang dipersonalisasi. 

Seorang pemimpin tim buzzer mengecek dua ponsel yang memiliki lebih dari 250 akun Facebook, Instagram, Whatsapp, YouTube, dan Twitter. Semuanya dengan persona palsu. Dia memperbarui lima akun dengan postingan memuji prestasi klien atau mengejek lawan klien.

Dia mengaku, dari "paket lengkap" posting dan video yang dia jual seharga 200 juta rupiah sebulan.

Stafnya yang berjumlah 15 orang, yang ia sebut sebagai "pasukan siber", tersebar di seluruh Indonesia. Banyak di antara mereka tidak menyadari identitas utama klien.

Menurut para buzzer yang diwawancarai, "prajurit siber" junior dapat dibayar antara 1 juta hingga 50 juta rupiah per proyek tergantung pada jangkauan akun media sosialnya.*

1 Comments

  1. Makin banyak aja ya istilah2 dalam sosmed😀

    ReplyDelete
Previous Post Next Post