Pengertian Komunikasi: Definisi, Akar Kata, Proses, Fungsi, dan Jenis

Komunikasi adalah aktivitas utama kita sehari-hari. Studi menegaskan, 70% kegiatan kita adalah komunikasi. Berikut ini pengertian komunikasi disertai proses, fungsi, dan jenisnya.

Komunikasi: Arti, Proses, Fungsi, dan Jenis



Kegiatan komunikasi ada empat, yaitu berbicara (speaking), mendengarkan (listening), menulis (writing), dan membaca (reading).

Akar Kata Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (Inggris: communication) berasal dari bahasa Latin, communicatus, yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”.

Sumber lain menyebutkan, kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya “communis” adalah “communico” yang artinya berbagi (Stuart dalam Vardiansyah, 2004). 

Kata komunikasi juga berakar kata Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama.

Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai lambing-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.

Pengertian Komunikasi: Definisi

Pengertian komunikasi secara praktis adalah penyampaian pesan berupa gagasan, pemikiran, atau informasi melalui tulisan, lisan, ataupun media.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian komunikasi adalah suatu pengiriman dan penerimaan informasi, berita, atau pesan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih sehingga maksud atau pesan tersebut dapat dipahami.

Menurut Webster New Collogiate Dictionary (2009:27), komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu.

Menurut Hovland, Janis & Kelly, komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). 

Bagi Berelson & Steiner, komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan lain-lain.

Menurut Weaver, komunikasi adalah seluruh produser melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).

Pawito dan C Sardjono (1994 : 12) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. 

Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver).

Wilbur Schramm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process). Schramm menguraikannya sebagai berikut:

“Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagai informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu” (Suprapto, 2006: 2-3).

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Pengertian komunikasi dengan baik dirumuskan Harold Lasswell. Definisi komunikasi dari Lasswell berikut ini sekaligus menggambarkan proses komunikasi:

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” mengatakan “Apa” “dengan saluran apa” “kepada siapa”, dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”. (Who says what in which channel to whom and with what effect).


Dari berbagai definisi komunikasi yang ada, Sasa Djuarsa Sendjaja dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi mencoba menjabarkan tujuh definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi. 


1. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Definisi ini seperti yang dikemukakan Hovland, Janis & Kelley (1953).


2. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Komunikasi ini seperti yang dikemukakan Berelson dan Stainer (1964).


3. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?). Definisi seperti yang dikemukakan Lasswell (1960).


4. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Definisi ini seperti yang dikemukakan Gode (1959).


5. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. Definisi ini seperti dikemukakan Barnlund (1964).


6. Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Definisi ini seperti yang disampaikan Ruesch (1957).


7. Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. Definisi ini seperti yang dikemukakan Weaver (1949) (Zubair, 2006).


Riswandi menyimpulkan beberapa karakteristik komunikasi berdasar berbagai definisi yang dikemukakan para ahli, antara lain :


1. Komunikasi adalah suatu proses, artinya komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.


2. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.


3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan.


4. Komunikasi bersifat simbolis karena dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasaverbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.


5. Komunikasi bersifat transaksional. Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional.


6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Maksudnya bahwa para pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan lain-lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi. (Riswandi, 2006).


Demikian pengertian komunikasi secara bahasa, istilah, dan menurut para ahli.

Prinsip Dasar Komunikasi

Menurut Seiler (dalam Arni, 2007) ada empat prinsip dasar dalam berkomunikasi yaitu :

1. Proses

Komunikasi adalah suatu proses, artinya bersifat dinamis, dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan.

2. Sistem

Komunikasi adalah sistem. Artinya bahwa komunikasi terdiri atas beberapa komponen yang mempunyai tugas masing-masing dan berkaitan satu sama lain.

3. Interaksi & Transaksi

Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi, artinya ada proses saling tukas komunikasi

4. Sengaja - Tidak Sengaja

Komunikasi dapat terjadi disengaja ataupun tidak disengaja. Terjadi disengaja bila pesan yang mempunyai maksud tertntu dikirimkan kepada penerima yang dituju, sedangkan situasi. Komuniaksi yang tidak sengaja dapat diterima oleh orang lain dengan sengaja.

Komponen Komunikasi

Menurut Wahyau (2010), komponenan komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Komunikator

Komunukator yaitu orang yang menyampaikan pesan. Komunikator (sender atau sumber) adalah sumber informasi yang menciptakan pesan sekalgus menyampaian pesan kepada khalayak dengan mneggunakan saluran komunikasi dan media massa.

2. Pesan

Pesan adalah pernytaan yang didukung oleh lambang. Artinya informasi yang merupakan isi (content) yang akan disampaikan atau didustribuskan oleh komunikator melalaui saluran dan media komunikasi yang sesuai dengan pertimbngan dan tujuan komunikator, isi pesan beragam seperti berita, informasi umum, iklan, filem, hiburan, dll.

3. Media

Media, sarana, atau saluran yang mendukung pesan. Media sebagai sarana atau instrument yang digunakan oleh komunikator untuk mengirumkan pesan dalam beragam bentuk kepada khalayak. 

Media dengan karakteristik yang dimilikinya mampu menjagkau khalayak dalam jumlah yang banyak, serempak, cepat dan mampu menghasilkan efek, baik secara langsung mampu tidak lansgung.

4. Khalayak/Komunikan

Khalayak atau komunikan adalah pihak yang menerima pesan dan menjadi sasaran yang dikirimkan oleh komunikator. Khalayak merupakan target dari beragam bentuk pesan sekalgus pihak yang memahami serta memaknai pesan. 

Pemaknaan khalayak  oleh khalayak mampu menimbulkan feedback dan pengaruh dalam proses komunikasi.

5. Efek

Efek atau dampak sebagai pengaruh pesan.Efek dalam proses komunikasi merupakan ukuran antara yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima pesan dan setelah mengalami distribusi pesan. 

Pengaruh dapat dilihat dalam bentuk pikiran , perasaan ataupun prilaku yang muncul setelah khalayak menerima pesan. Pengaruh itu berbentuk efek, baik yang bersifat langsung maupun tidak lansgung.

6. Feedback

Feedback atau umpan balik merupakan tindakan yang muncul setelah efek komunikasi berlansgung pada khalayak penerima pesan, umpan balik diperlukan untuk mengetahu keberhasilan dari sebuah pesan yang disistribusikan, umpan balik juga dapat diartikan sebagai reaksi atau respons.

Proses Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins, 2002 : 310).

Proses komunikasi dimulai dari sender (komunikator) yang memiliki pesan yang sudah di-encoding dalam bentuk simbol.

Pesan itu lalu disampaikan secara lisan, tulisan, verbal, nonverbal, melalui media atau langsung, lalu diterima dan dicerna untuk dipahami (decoding) untuk penerima (receiver) atau komunikan.

Penerima pesan akan merespons pesan tersebut. Diam juga termasuk respons. Respons komunikan menjadi umpan balik (feedback) bagi pengirim pesan (komunikator).

Berikut ini bagan proses komunikasi.

Proses Komunikasi

Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi adalah :

1. Kendali

Komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.

2. Motivasi

Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.

3. Pengungkapan emosional

Bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

4. Informasi

Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002 : 310-311).

Bentuk-Bentuk Komunikasi

Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Komunikasi vertikal

Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.

2. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.

3. Komunikasi diagonal

Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian (Effendy, 2000 : 17).
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral (menyisi).

Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.

a. Ke bawah 

Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.

b. Ke atas

Komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan masalah-masalah yang ada.

Dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama (Robbins, 2002 : 314-315).

Jenis-Jenis Komunikasi

1. Komunikasi Lisan

komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. 

Komunikasi Lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.

Komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.

2. Komunikasi Tulisan

Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima.

Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya.

Komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku. Foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan sebagainya.

Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima pesan.

Pengukuran efektivitas suatu proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan (sender/komunikator).

Komunikasi Efektif


Komunikasi yang efektif terangkum dalam “lima hukum komunikasi yang efektif” (The 5 Inevitable Laws of Effective Communication). 

Lima hukum tersebut di singkat menjadi REACH yang bermakna merangkum atau meraih sekaligus singkatan dari:
  1. Respect
  2. Empathy
  3. Audible
  4. Clarity
  5. Humble

Respect: Komunikasi yang efektif dibangun dari sikap menghargai terhadap setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Setiap orang memiliki hati dan perasaan untuk dihormati dan dihargai.

Emphaty: kemampuan seseorang dalam menempatkan dirinya sesuai situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Seperti mendengarkan atau mengerti dahulu sebelum didengarkan atau dimengertikan oleh orang lain.

Audible: Dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Audible berarti pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima.

Clarity: kejelasan pesan juga harus mendapatkan perhatian sehingga tidak menimbulkan multiintepretasi atau salah paham. 

Humble: komunikasi dilakukan dengan rendah hati. Sikap ini merupakan unsur terkait dengan hukum pertama untuk rasa menghargai orang lain. Sikap rendah hati salah satunya yakni melayani orang lain, menerima kritikan, dan tidak sombong.

Agar pesan dapat diterima dengan baik oleh komunikan, hendaknya kita juga mempertimbangkan prinsip 7C seperti yang dikatakan oleh Murphy dan Hildebrandt (1991). 

Ketujuh prinsip tersebut adalah

1. Completeness: memberikan informasi selengkap mungkin.
2. Conciseness: komunikasi disampaikan melalui kata-kata jelas, singkat, dan padat.
3. Concreteness: pesan yang dikomunikasikan disusun secara spesifik, tidak bersifat abstrak.
4. Consideration: pesan yang disampaikan mesti mempertimbangkan situasi komunikan.
5. Clarity: pesan yang dikomunikasikan disusun dalam kalimat yang mudah dipahami komunikan.
6. Courtesy: sopan-santun dan tata-krama.
7. Correctness: pesan yang dikomunikasikan akurat atau benar. 

Demikian pengertian komunikasi meliputi definisi, akar kata, proses, fungsi, komponen, dan jenis komunikasi.

Sumber
  • Deddy Mulyana. 1999. Nuansa-Nuansa Komunikasi. Bandung: Rosdakarya
  • Deddy Mulyana, 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya.
  • Hafied Cangara, 1998. Pengantar Ilmu KomunikasiJakarta: PT Raja GTafindo
  • Onong Effendy, 1994. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
  • Denis McQuail. 1987. Mass Communication Theory (Teori Komunikasi Massa). Jakarta: Erlangga
  • William R. Rivers at.al. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta: Prenada Media.

Post a Comment

Previous Post Next Post